Covesia.com - Mudahnya akses mendapatkan camilan manis membuat anak-anak amat lekat dengan makanan favorit mereka yang satu ini. Meskipun anak boleh makan manis, konsumsi gula melewati batas aman dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan mereka di kemudian hari.
Dilansir Covesia.com dari hellosehat.com, seberapa sering anak boleh makan makanan manis, dan apa akibatnya bila si kecil terlalu sering mengonsumsi makanan tersebut? Simak informasi berikut untuk mengetahui jawabannya.
Seberapa sering anak boleh mengonsumsi makanan manis?
Jawaban dari pertanyaan ini amat relatif, sebab ada beragam faktor yang dapat memengaruhinya.
Kondisi kesehatan, pola makan, hingga kebiasaan orangtua pun bisa menentukan seberapa banyak makanan manis yang boleh mereka konsumsi.
Secara umum, berikut adalah beberapa faktor yang menentukan seberapa sering anak boleh makan manis:
1. Kandungan gula dalam makanan manis
Melansir laman American Heart Association, batas aman konsumsi gula bagi anak berusia 2-18 tahun adalah 25 gram sehari atau setara dengan 6 sendok makan.
Angka ini mencakup gula tambahan dalam makanan pokok, camilan, susu, maupun sumber lainnya.
Selain itu, rekomendasi tersebut menyatakan bahwa anak maksimal mengonsumsi maksimal sekitar 227 gram gula dalam minuman manis per minggu.
Jika anak berusia kurang dari 2 tahun, gula tambahan tidak direkomendasikan.
Ini berarti bila anak sudah memakan biskuit cokelat yang mengandung 20 gram gula, ia harus membatasi asupan gulanya pada hari itu.
Jika anak masih lapar, Anda bisa menyiasatinya dengan membuat smoothie yogurt dan buah tanpa tambahan gula.
2. Seberapa sensitif anak terhadap gula
Setiap anak memiliki batas aman konsumsi gula yang berbeda.
Jika kondisi kimiawi otak dan tubuh anak tidak seimbang, gula justru bisa memicu efek yang mirip dengan narkoba. Pada kondisi ini, anak tidak boleh terlalu sering makan manis.
Jadi, coba perhatikan tingkah laku si kecil setelah mengonsumsi makanan manis.
Apabila ia menunjukkan sikap negatif atau hiperaktif setelah makan permen atau sepotong kue, Anda mungkin tidak bisa memberikannya makanan manis terlalu banyak.
3. Kemampuan anak mengonsumsi makanan sehat
Terlalu sering makan makanan manis bisa membuat anak kehilangan selera terhadap makanan sehat.
Namun, makanan manis seharusnya tidak jadi masalah jika anak Anda selalu mengonsumsi makanan pokok, sayur, lauk-pauk, serta buah dengan lahap.
Anak boleh makan manis beberapa kali seminggu, dengan catatan ia tidak sensitif terhadap gula dan asupannya tidak lebih dari 25 gram sehari.
Jadi, cermati gula total dalam kemasan makanan anak agar tidak melewati batas aman yang boleh ia konsumsi.
4. Alasan Anda memberikan makanan manis
Beberapa orangtua memberikan makanan manis sebagai imbalan atas perbuatan baik. Anda boleh saja melakukannya sesekali, tapi tidak setiap hari.
Pasalnya, kebiasaan ini bisa berujung pada kecanduan gula dan berdampak buruk bagi kesehatan anak.
Memberikan sepotong kue, cokelat, atau permen setiap selesai makan malam tergolong sering bagi si kecil.
Jika Anda ingin memberikan imbalan, coba berikan pilihan yang lebih menyehatkan seperti buah potong, kacang, roti gandum, atau cookies buatan sendiri.
Seberapa sering anak boleh makan manis sangat tergantung pada kondisi kesehatan dan perilakunya.
Apabila anak sangat sensitif terhadap gula, konsumsi makanan manis di bawah batas aman pun tetap terlalu banyak sehingga perlu dibatasi.
Sebaliknya, anak-anak lain mungkin bisa mengonsumsi makanan manis dengan lebih leluasa karena tidak mengganggu pola dan nafsu makannya.
Pada kondisi seperti ini, anak-anak boleh saja makan makanan manis dengan pemantauan orangtua.
Jika Anda bingung berapa batas aman konsumsi gula untuk si kecil, jangan ragu berkonsultasi pada dokter spesialis anak.
(lif)
"makan" - Google Berita
January 02, 2020 at 09:35AM
https://ift.tt/35ib550
Seberapa Sering Anak Boleh Makan Makanan Manis? - covesia
"makan" - Google Berita
https://ift.tt/2Pw7Qo2
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Seberapa Sering Anak Boleh Makan Makanan Manis? - covesia"
Post a Comment