JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki tahun baru, selalu ada semangat baru dan target-target hidup yang lebih baik. Salah satunya target mengubah gaya hidup.
Saat ini, semakin banyak orang yang menerapkan gaya hidup sehat, salah satunya ditandai dengan tren "back to nature" alias kembali ke alam.
Ahli gizi dari multivitamin YOUVIT, Rachel Olsen menyebutkan, hal itu terbukti dengan semakin banyaknya masyarakat yang menggemari pengobatan herbal, hingga mengonsumsi makanan yang lebih alami dengan pengolahan minimal.
Baca juga: 7 Hal yang Perlu Dipahami Sebelum Pilih Pola Makan Vegan
Misalnya, mengonsumsi sayur-sayuran yang hanya dikukus atau bahkan mentah.
Sebab, semakin banyak proses pengolahan akan semakin mengurangi zat gizi yang terkandung dalam bahan makanan.
Rachel mencontohkan, zat gizi sayur-sayuran yang sebelumnya mengandung 100 persen zat gizi berkurang menjadi 80 persen ketika dipanaskan dimasak menjadi sop sayur.
Zat gizinya akan semakin berkurang ketika sup kembali dipanaskan.
Namun, sayuran yang diproses dengan cara kukus bagi sebagian orang terasa kurang nikmat. Jika kamu termasuk yang mengalaminya, tak perlu khawatir, sebab cara masak dengan ditumis masih bisa dilakukan.
Namun, cukup gunakan sedikit minyak dan jangan menumis bahan makanan terlalu lama.
"Kalau ditumis jangan kelamaan, jadi masih crunchy. Enak tapi enggak lembek sampai kandungan vitaminnya keluar."
Baca juga: Demi Kesehatan, Pastikan Mencuci Buah dan Sayur Sebelum Dimakan
Hal itu dikatakan Rachel seusai diskusi gizi di Alder Fitness Boutique, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (28/1/2020).
Dalam pola makan harian, penting untuk menyertakan sayur-sayuran dan buah-buahan. Rachel menyebutkan beberapa buah-buahan yang baik dikonsumsi secara rutin misalnya jeruk mandarin yang kaya vitamin C, apel dengan kandungan serat yang tinggi, alpukat yang kaya omega 3, dan anggur yang merupakan sumber antioksidan tinggi.
Sementara sayur-sayuran yang sangat baik dikonsumsi secara rutin, seperti brokoli yang mengandung sulforafana pencegah kanker, terong dengan vitamin B kompleks, dan bok choy yang kaya vitamin A.
Jika merasa belum bisa memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral harian tubuh, kita juga bisa mengonsumsi multivitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Baca juga: Manfaat Sinar Matahari Tetap Lebih Baik Ketimbang Suplemen Vitamin D
Di samping pola makan, gaya hidup sehat juga didukung oleh olahraga rutin, tidur cukup dan menghindari stres.
Ketika semuanya terpenuhi, imunitas tubuh akan lebih terjaga dan kita terhindar dari berbagai macam penyakit.
Namun, kamu tak perlu langsung mengubah pola hidupmu secara drastis. Mulailah dengan perubahan kecil yang dilakukan secara bertahap agar kebiasaan menerapkan pola hidup sehat bertahan jauh lebih lama.
"Kita enggak bisa mengubahnya cepat dalam waktu satu bulan, tapi pelan-pelan. Satu-satu agar bisa menjadikannya sebuah kebiasaan," ucap Rachel.
Baca juga: Terungkap, Mengubah Pola Makan Bisa Atasi Gejala Depresi
"makan" - Google Berita
January 28, 2020 at 06:16PM
https://ift.tt/2RzT2Us
Mengapa Pola Makan Kembali ke Alam Semakin Digemari? - Kompas.com - Lifestyle Kompas.com
"makan" - Google Berita
https://ift.tt/2Pw7Qo2
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mengapa Pola Makan Kembali ke Alam Semakin Digemari? - Kompas.com - Lifestyle Kompas.com"
Post a Comment