Search

Aturan Wisata Jepang, Makan Nasi pun Ada Tuntunannya - Tempo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pariwisata Jepang mengedukasi wisatawan yang berkunjung ke Negeri Sakura itu melalui video. Seperti diketahui, Jepang adalah negara yang menjunjung kedisiplinan dan ketertiban. Pemerintah Jepang ingin para wisatawan menerapkan pola hidup yang sama selama jalan-jalan di sana.

Dengan menggunakan pemeran ninja, sumo, dan geisa, Badan Pariwisata Jepang menyampaikan apa-apa saja yang boleh dan dilarang dilakukan oleh wisatawan selama berada di Negeri Matahari Terbit. Mengutip SoraNews 24, pada Selasa, 28 Januari 2020, Badan Pariwisata Jepang merilis sepuluh video panduan berwisata di sana.

Beberapa aturan wisata yang ada di dalam video itu meliputi cara mengantre, berfoto di tempat umum, naik kendaraan umum, sampai makan nasi. Ketentuan jika ingin berfoto di tempat umum antara lain, berhati-hati jika menggunakan tongkat selfie. "Jangan mengambil gambar dalam kelompok yang banyak di keramaian. Perhatikan orang-orang di sekitar Anda," tulis pesan dalam video.

Gambar pada video itu juga menunjukkan titik-titik terlarang mengambil gambar dan harus meminta izin dulu sebelum memotret orang lain atau di tempat tertentu. "Semua hal harus dihormati di semua tempat di Jepang," begitu tertera di video tersebut.

Ketika berjalan di tempat umum, karakter ninja mengingatkan tentang bahaya menggunakan ponsel sambil berjalan. Aktivitas seperti itu menyebabkan kecelakaan serta memicu kemarahan orang lain. "Mengapa tidak menaruh ponsel pintar Anda, dan menikmati pemandangan Jepang?" ucap sang ninja.

Saat naik kendaraan umum, ada video yang menjelaskan tentang sopan santun, cara naik dan turun kereta, informasi jadwal kereta, tips menyimpan koper agar tidak menghalangi jalan, dan memberikan kursi prioritas untuk wanita hamil dan lanjut usia (lansia). Ada pula tata cara memakai ransel, yakni dianjurkan digantung di bagian depan tubuh.

Bila berkunjung ke bangunan tradisional, wisatawan dilarang asal menyentuh benda atau bagian dari bangunan tersebut untuk mencegah kerusakan. Perilaku harus sesuai dengan norma kesopanan, terutama saat berada di tempat peribadatan, misalnya kuil dan ketika orang-orang sedang berdoa.

Sebelum berendam bersama di Jepang, wajib membersihkan tubuh lebih dulu. Sangat penting menjaga agar handuk tidak jatuh ke dalam air. Dilarang membawa barang apapun setelah menginap di hotel atau ryokan. Dan, alih-alih memberikan tip di Jepang, katakan saja arigato untuk berterima kasih kepada orang-orang atas pelayanan yang diberikan.

Masyarakat Jepang terbiasa tertib mengantre. Wisatawan juga harus mematuhi kebiasaan tersebut. Bila bertemu teman yang baru mengantre kemudian ingin berbincang dengannya, maka keluar dari deretan sebelumnya untuk pindah ke barisan paling belakang. Antrean dimulai lagi bersama teman yang baru datang tadi.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah orang-orang Jepang diajari untuk bersyukur atas makanan. Maka, mereka hanya makan sebanyak yang dibutuhkan saat bersantap prasmanan. Setiap butir nasi dimaknai dalam simbol tujuh dewa keberuntungan. Kemudian mengucapkan 'gochisosama' untuk penghormatan makan.

Soal berkunjung ke restoran, pelancong bisa belajar tentang budaya pelayanan, misalnya menyediakan otoshi di bar-bar Jepang. Alasan otoshi dihidangkan karena di Jepang tidak boleh memberikan tip. Otoshi sebagai biaya untuk pengunjung yang suka duduk berlama-lama, meski hanya menikmati satu minuman saja. Maka otoshi menjadi semacam ongkos memakai meja.

Yang juga penting untuk dipatuhi adalah dilarang membawa makanan dan minuman ke dalam restoran. Ketika ingin bersantap di restoran, umumnya lebih dulu melakukan reservasi. Demikian pula ketika membatalkan, penting untuk memberi tahu karena terkait dengan etika.

Saat berada di tempat umum, perokok hanya boleh merokok di area tertentu. Ketika membuang sampah harus ke dalam tempat sampah yang disediakan. Panggilan telepon dilakukan setelah turun dari kereta atau meninggalkan gedung. Waktu berada di kereta, jangan duduk di bagian bawah serta tidak berbicara dengan suara yang keras.

Jangan lupa rajin-rajinlah berucap 'arigato' atau terima kasih kepada orang lain. Sikap itu membuat orang lain tidak mudah marah atau membenci wisatawan asing bila melakukan kesalahan dalam kereta. Badan Pariwisata Jepang perlu menyampaikan video etika berwisata ke Jepang karena di tahun ini Tokyo menjadi tuan rumah Olimpiade dan Paralimpiade 2020.

SORANEWS 24 | NHK

Let's block ads! (Why?)



"makan" - Google Berita
January 29, 2020 at 04:16PM
https://ift.tt/36H3Q7K

Aturan Wisata Jepang, Makan Nasi pun Ada Tuntunannya - Tempo
"makan" - Google Berita
https://ift.tt/2Pw7Qo2

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Aturan Wisata Jepang, Makan Nasi pun Ada Tuntunannya - Tempo"

Post a Comment


Powered by Blogger.