Search

Tak Boleh Makan, Istirahat, atau Pakai Toilet saat Bekerja - Suara Merdeka CyberNews


Tak Boleh Makan, Istirahat, atau Pakai Toilet saat Bekerja

WABAH virus korona yang telah menewaskan lebih dari 800 orang di Tiongkok membuat para pekerja medis kalang kabut. Mereka terpaksa membatalkan rencana liburan demi menolong para korban. Tak cuma itu, nyawa pun dipertaruhkan. Seorang pekerja medis di Hubei, provinsi yang menjadi episenter wabah ini, menyatakan dia dan rekan-rekannya harus bekerja ekstra keras untuk manangani pasien korona. Yao merupakan pekerja medis di sebuah rumah sakit di kota kedua terbesar di Hubei, Xiangyang. Dia bekerja di ”klinik demam”, di mana dia bertugas menganalisis sampel darah dari orangorang yang diduga terpapar virus korona.

Sebelum wabah ini tersebar, Yao telah merencanakan liburan Imlek di Guangzhou. Anak dan ibunya telah berangkat terlebih dahulu. Tapi ketika wabah menyebar, Yao memutuskan untuk bekerja sukarela di Xiangyang. ”Memang benar kita hanya hidup sekali, tapi ada suara di dalam diri saya yang berkata ‘kamu harus pergi’,” katanya pada BBC. Awalnya, dia harus berjuang untuk meredam keraguannya akan keputusan tersebut. ”Saya mengatakan pada diriku sendiri: bersiaplah dan lindungilah dirimu baik-baik,” kata Yao. ”Bahkan ketika tidak ada pakaian pelindung, saya selalu bisa memakai jas hujan. Jika tidak ada masker, saya bisa meminta teman-tema di penjuru Tiongkok untuk mengirimnya untuk saya. Selalu ada cara.”

Sepuluh Jam

Yao mengatakan bahwa ketersediaan perlengkapan pelindung di rumah sakit tersebut lebih bagus dari yang dia bayangkan. Pemerintah telah mengirimkan perlengkapan sementara perusahaan swasta memberi donasi. Jika ada kekurangan perlengkapan pelindung, maka tak semua staf terlindungi dengan baik. ”Ini adalah pekerjaan yang sulit, sangat sedih dan membuat patah hati, dan sering kali kami tidak punya waktu untuk memikirkan keamanan kami sendiri,” katanya. ”Kami juga merawat pasien dengan hatihati, karena banyak orang yang datang ke rumah sakit sambil ketakutan, sebagian dari mereka mengalami nervous breakdown.” Untuk mengatasi lonjakan pasien, staf di rumah sakit bekerja selama 10 jam untuk setiap shift. Yao mengatakan tidak ada satu pun yang diperbolehkan makan, minum, beristirahat atau menggunakan toilet saat mereka sedang bekerja. ”Di akhir shift, saat kami melepas peralatan pelindung, baju kami sudah basah karena keringat,” katanya. ”Dahi kami, hidung, leher, dan wajah kadang terluka karena masker yang ketat. ”Banyak dari kolega kami tidur di bangku setelah selesai bekerja, karena mereka terlalu lelah untuk berjalan,” katanya.

Meski sulit, Yao mengatakan belum ada staf rumah sakit yang tertular virus. Dia dan koleganya juga dibanjiri pesan-pesan berisi dukungan dari warga. Warga juga kerap mengirimi mereka kebutuhan sehari-hari dan makanan. ”Saya merasa meskipun mereka dikarantina di rumah, virus ini menyatukan hati kami semua,” katanya. Menurut Yao, respons pemerintah China ”lumayan cepat”, dan tidak ada negara lain yang bereaksi lebih baik dari ini. ”Di Barat, orang bicara banyak soal kebebasan dan hak asasi manusia, tapi saat ini di Tiongkok, kita bicara tentang hidup dan mati,” kata Yao. ”Kami membicarakan soal apakah kami bisa melihat matahari terbit besok pagi. Jadi semua yang bisa dilakukan adalah bekerja sama dengan pemerintah dan mendukung petugas kesehatan.” (bbc-44)


Berita Terkait

Let's block ads! (Why?)



"makan" - Google Berita
February 10, 2020 at 12:07AM
https://ift.tt/31E2Gc4

Tak Boleh Makan, Istirahat, atau Pakai Toilet saat Bekerja - Suara Merdeka CyberNews
"makan" - Google Berita
https://ift.tt/2Pw7Qo2

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tak Boleh Makan, Istirahat, atau Pakai Toilet saat Bekerja - Suara Merdeka CyberNews"

Post a Comment


Powered by Blogger.