Suara.com - Diet pengganti makan, misalnya makanan diganti dengan sup, minuman protein atau makanan darurat padat (food bar), kembali populer. Diet seperti ini pertama kali dikenal pada awal-awal mulainya penjelajahan ruang angkasa ketika publik terobsesi dengan adanya makanan dalam satu minuman atau makanan padat dengan gizi lengkap.
Produk seperti ini tetap populer dari 1970-an hingga 1980-an, tapi mulai ditinggalkan ketika orang-orang mulai mempertanyakan manfaat kesehatan dari diet seperti ini.
Ada banyak mitos yang mengelilingi diet makanan pengganti, seorang peneliti bernama Nerys M Astbury mengecek bukti-bukti yang ada soal diet ini. Berdasarkan penelitian dan penelitian lain, kini bisa membongkar mitos-mitos tersebut.
Mitos 1. Terlalu rumit
Mengganti beberapa makanan Anda, yang mungkin mengandung 500-800 kalori, dengan produk pengganti makanan yang biasanya berisi 200-300 kalori, membantu mengurangi kalori harian Anda. Pengendalian jumlah kalori inilah yang menjadi kunci utama dalam diet mengurangi berat badan mana pun. Berkat ketatnya kontrol porsi dan kalori produk pengganti makanan seperti itu, justru lebih mudah mengikuti diet pengganti makanan daripada harus menghitung kalori terus-menerus.
Mitos 2. Saya hanya akan bisa minum protein shake saja
Produk pengganti makanan tidak lagi hanya berasal dari minuman protein shake (minuman olahraga yang dibuat dari bubuk protein) yang punya satu rasa. Kini sudah banyak jenis produk yang bisa dipilih, termasuk minuman protein tradisional dengan berbagai macam rasa (termasuk chai vanila dan butiran cokelat mint), sup, camilan, smoothies, dan bahkan makanan kemasan, yang berarti diet Anda tidak akan hambar dan membosankan.
Mitos 3. Tidak ada gunanya
Ulasan sistematik terbaru kami tentang efektivitas pengganti makanan untuk mengurangi berat badan melibatkan 23 percobaan klinis yang membandingkan pengurangan berat badan bagi orang yang diet dengan makanan pengganti dengan orang yang melakukan diet tanpa makanan pengganti.
Kami menggabungkan percobaan serupa ke dalam kelompok untuk dianalisis. Dalam tiap grup, walau orang yang melakukan diet tanpa makanan pengganti tetap mengurangi berat badannya, orang-orang yang menggunakan makanan pengganti dalam dietnya mengurangi lebih banyak berat badan dalam waktu setahun.
Rata-rata, orang-orang yang mengikuti diet pengganti makanan mengurangi 1,4 kilogram berat badan lebih banyak dibanding orang yang makan makanan biasa setelah setahun. Orang-orang yang melakukan diet pengganti makanan dengan bantuan dari ahli diet atau ahli kesehatan, mengurangi 2,2 kg lebih banyak daripada orang yang diet dengan tipe lain (tanpa bantuan ahli), dan 3,9 kg lebih banyak ketimbang orang yang diet dengan tipe lain dan dibantu oleh ahli.
Mitos 4. Cuma jalan pintas
Walau hanya sedikit penelitian yang dimasukkan dalam ulasan terbaru kami yang melaporkan hasil jangka panjang (suatu hal yang biasa untuk penelitian diet dan pengurangan berat badan), penelitian yang lebih panjang menunjukkan orang-orang yang mengikuti sebuah program diet pengganti makanan memiliki berat badan lebih rendah daripada sebelum mereka diet hingga empat tahun setelahnya.
Mitos 5. Berbahaya
Banyak orang percaya bahwa diet yang mengurangi konsumsi “makanan asli” dapat menyebabkan sakit kepala, insomnia, kelelahan, mual, dan diare. Namun, hal-hal ini adalah efek samping yang biasa dihubungkan dengan bentuk diet mana pun dan tidak hanya terbatas pada diet pengganti makanan.
Dalam kajian terbaru kami, walau banyak penelitian tidak menemukan ada bahaya, beberapa penelitian menemukan bukti bahwa diet pengganti makanan tidak menyebabkan efek samping yang lebih serius daripada bentuk program pengurangan berat badan lain (termasuk diet tradisional dengan makanan asli).
Mitos 6. Saya akan merasa lapar sepanjang waktu
Produk pengganti makanan dirancang agar tinggi dalam protein dan serat, keduanya adalah komposisi yang terbukti menekan nafsu makan. Walau porsinya terlihat kecil, makanan itu akan membuat Anda kenyang dan Anda tidak perlu mencari camilan berkalori tinggi di antara makan.
Mitos 7. Kualitas diet saya akan memburuk
Ketika orang mengurangi konsumsi makanan mereka untuk mengurangi berat badan, semakin sulit bagi mereka untuk mendapatkan asupan gizi yang disarankan yang penting bagi kesehatan. Namun, ulasan kami menemukan penggunaan pengganti makanan dalam diet tidak berhubungan dengan kekurangan gizi. Hal ini mungkin karena pengganti makanan biasanya dibuat dengan banyak vitamin dan mineral untuk memenuhi regulasi ketat dalam komposisinya.
Mitos 8. Berat badan saya mungkin turun, tapi saya menjadi tak sehat
Ulasan kami menunjukkan bahwa faktor risiko untuk penyakit termasuk hemoglobin A1c (HbA1c), penanda darah yang digunakan untuk mendiagnosis diabetes tipe 2, membaik bagi orang-orang yang menggunakan metode diet pengganti makanan daripada mereka yang menggunakan jenis program penurunan berat badan lainnya.
Jika Anda berpikir untuk mengurangi berat badan, bukti terbaru kami menyarankan Anda bahwa diet pengganti makanan dapat menjadi pilihan tepat.
Artikel ini diterjemahkan dari bahasa Inggris oleh Reza Pahlevi.
Nerys M Astbury, Senior Researcher, Diet and Obesity, University of Oxford
Artikel ini terbit pertama kali di The Conversation. Baca artikel sumber.
"makan" - Google Berita
February 22, 2020 at 01:00PM
https://ift.tt/2VdqkuY
Membongkar Delapan Mitos Diet Pengganti Makanan - Suara.com
"makan" - Google Berita
https://ift.tt/2Pw7Qo2
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Membongkar Delapan Mitos Diet Pengganti Makanan - Suara.com"
Post a Comment